Posted by : Agus Nirwana Sabtu, 28 Januari 2012

Lanjutan dari halaman sebelumnya::

BAB II
    KERANGKA TEORI
A.    Penilaian Hasil Belajar

a.    Pengertian Penilaian Hasil Belajar
Penilaian hasil belajar merupakan suatu proses untuk mendapatkan informasi tentang siswa di dalam proses belajar mengajar. Ada beberapa pengertian penilaian hasil belajar menurut para ahli. Menurut Anas Sudijono (2009:1) evaluasi merupakan suatu penilaian. Nana Sudjana (2009:3) mengemukakan penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu.
Mehrens dan Lehmann (dalam M. Ngalim Purwanto 2006:3) menjelaskan evaluasi adalah suatu proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan.

Kemudian Wrightstone dkk (dalam M. Ngalim Purwanto, 2006:3) menyatakan bahwa evaluasi pendidikan adalah penaksiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan siswa kearah tujuan-tujuan atau nilai-nilai yang telah ditetapkan di dalam kurikulum.  Selain itu evaluasi adalah suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa  (N. E Gronlund dalam M. Ngalim Purwanto, 2006:3 )

Berdasarkan  pendapat ahli di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa penilaian hasil belajar adalah  proses yang sistematis yang harus dilakukan oleh guru untuk  memantau  kemajuan dan kemampuan siswa selama proses belajar mengajar  dengan menentukan/membuat keputusan yang baik atau jelek kepada siswa.

b.    Fungsi dan Tujuan Penilaian
Penilaian  dalam proses belajar mengajar sangat penting dilakukan oleh guru, adapun fungsi penilian  menurut M. Ngalim Purwanto (2006:5) ada 4 macam:
1) Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan serta keberhasilan siswa setelah melaksanakan proses belajar mengajar selama jangka waktu tertentu. Hasil evaluasi yang diperoleh selanjutnya dapat digunakan untuk memperbaiki cara belajar siswa, untuk mengisi raport, dan untuk menentukan kenaikan kelas 2) Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program pengajaran, dan berguna bagi guru untuk mengadakan perbaikan program beserta pelaksanaanya pada masa yang akan datang atau pertemuan berikutnya. Komponen-komponen pengajaran antara lain adalah tujuan materi atau bahan pengajaran, metode dan kegiatan belajar mengajar alat dan sumber pelajaran serta prosedur dan alat evaluasi 3) Untuk keperluan bimbingan dan konseling, untuk mengetahui dalam hal-hal apa seseorang atau sekelompok siswa yang memerlukan pelayanan remedial, sebagai dasar dalam menangani kasus-kasus tertentu diantara siswa, dan sebagainya 4) Untuk keperluan pengembangan dan perbaikan kurikulum sekolah yang bersangkutan.

Selanjutnya Nana Sudjana (2008:111) menyatakan fungsi penilain hasil belajar adalah:
1)    Alat untuk mengetahui tercapai-tidaknya tujuan instruksional /tujuan pengajaran, dengan ini dapat diketahui penguasaan bahan pelajaran yang dikuasai oleh siswa dan dapat mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa
2)     Untuk megetahui keefektifan proses belajar mengajar yang telah dilakukan guru, dengan ini guru dapat mengetahui berhasil tidaknya ia mengajar  dan sebagai umpan balik bagi perbaikan proses belajar-mengajar
3)    Sebagai dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar siswa kepada orang tuanya.
  Dari penjelasaan ahli di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa penilaian hasil belajar sangat penting dilakukan oleh guru, karna memberikan manfaat yang besar terhadap siswa dan guru, salah satunya  untuk  mengetahui kelemahan dan kelebihan pada proses belajar mengajar dan dapat memperbaiki proses belajar mengajar kedepannya dengan baik, sehingga memiliki mutu dan kualitas yang bagus.

Kemudian Kiranawati (2008) menjelaskan dalam konteks pelaksanaan pendidikan, evaluasi memiliki beberapa tujuan, antara lain sebagai berikut:
1.    Untuk mengetahui kemajuan belajar siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dalam jangka waktu tertentu
2.    Untuk mengetahui efektivitas metode pembelajaran
3.    Untuk mengetahui kedudukan siswa dalam kelompoknya ntuk memperoleh masukan atau umpan balik bagi guru dan siswa dalam rangka perbaikan.
c.    Aspek-Aspek yang Diukur dalam Penilaian
Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa penilaian hasil belajar pada dasarnya merupakan tugas guru memberikan penilaian terhadap kemampuan dan kemajuan siswa setelah melaksanakan proses belajar mengajar. Nana Sudjana (2009:111) menjelaskan penilaian atau evaluasi pada dasarnya adalah memberikan pertimbangan atau nilai berdasarkan kriteria tertentu. 

 Aspek-aspek kriteria penilaian menurut Mimin Haryati (2009:22)  ada tiga macam yaitu :
1)    Penilaian aspek kognitif
Aspek kognitif menurut taksonomi Bloom (dalam Mimin Haryati, 2009:23) kemampuan berfikir secara hirarki yang mengungkapkan tentang kegiatan mental siswa yang berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang paling tinggi yaitu evaluasi, sebagai berikut :
a)    Tingkat pengetahuan, pada tahap ini menuntut siswa untuk mampu mengingat berbagai informasi mengenai materi pelajaran yang telah dijelaskan guru sebelumnya, dan siswa menjawab pertanyaan berdasarkan hapalan saja, misalnya fakta, rumus dan sebagainya
b)    Tingkat pemahaman dihubungkan dengan kemampuan siswa untuk menjelaskan pengetahuan atau menyatakan masalah dengan kata-kata sendiri, missal memberi contoh suatu konsep
c)    Tingkat penerapan, merupakan kemampuan siswa untuk menggunakan informasi yang telah dipelajari ke dalam situasi yang baru dan memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari
d)    Tingkat analisis, merupakan kemampuan siswa untuk mengidentifikasi, memisahkan dan membedakan  fakta dan pendapat, serta menguraikan informasi ke dalam beberapa bagian menemukan asumsi, dan menemukan hubungan sebab-akibat
e)    Tingkat sintesis, merupakan kemampuan siswa dalam mengaitkan dan menyatukan berbagai unsur pengetahuan sehingga terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh atau siswa dituntut untuk menghasilkan suatu cerita, komposisi, hipotesis atau torinya sendiri dan mensintesiskan pengetahuannya
f)    Tingkat evaluasi, merupakan level tertinggi yang menghrapkan siswa mampu membuat penilaian tentang nilai suatu gagasan dengan menggunakan criteria tertentu atau mengevaluasi informasi seperti bukti, sejarah, editorial dan sebagainya.

Berdasarkan penjelasan ahli di atas dapat diambil kesimpulan bahwasanya seorang guru dalam membuat penilaian hasil belajar kognitif  harus  mencakup semua aspek-aspek kognitif dari tigkat pengetahuan sampai tingkat evaluasi. Dan, diharapkan  penilain yang dilakuak guru tidak hanya pada tingkat hafalan, tetapi mencakup semua aspek kognitif yang ada. Hal ini dapat menjadikan siswa memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi dan dapat meningkatkan kualitas pendidikan.

2)    Penilaian aspek afektif
Ranah afektif berkaitan dengan sikap dan nilai. Ciri-ciri hasil belajar afektif dilihat pada tingkah laku siswa, seperti perhatian siswa terhadap mata pelajaran, disiplin siswa terhadap mata pelajaran, memiliki motivasi yang tingg dan lainnya. Sesuai dengan penjelasan Pophan (dalam Mimin Haryati, 2009:36) bahwa aspek afektif menentukan keberhasilan belajar seseorang untuk mencapai ketuntasan dalam proses pembelajaran, karna siswa yang memiliki minat tehadap materi pelajaran akan mencapai ketuntasan belajar dan sebaliknya.
Selain penilaian aspek kognitif  di atas tadi, aspek  afektif  juga  sangat penting dilakukan guru dalam menilai  perbuatan dan tindakan siswa di dalam sekolah maupun di luar sekolah atau saat proses belajar mengajar berlangsung. Sehingga, terbentuklah siswa yang tidak hanya menguasai materi pelajaran saja, tetapi  juga  memiliki  sikap dan akhlak yang baik. 

3)    Penilaian aspek psikomotor
Penilaian psikomotor merupakan penilaian yang berkaitan dengan keterampilan atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Sesuai dengan pendapat Singer (dalam Mimin Haryati, 2009:25) kelompok mata ajar psikomotor adalah mata ajar yang lebih berorientasi pada gerakan dan menekankan pada reaksi-reaksi fisik. Sedangkan menurut Dave (dalam Mimin Haryati, 2009:26) hasil belajar psikomotor dapat dibedakan menjadi lima macam yaitu :
a) Imitasi adalah kemampuan melakukan kegiatan sederhana dan sama persis dengan yang diperhatikan sebelumnya b) Manipulasi adalah kemampuan melakukan kegiatan sederhana yang belum pernah dilihatnya tetapi berdasarkan pada petunjuk saja c) Presisi adalah kemampuan melakukan kegiatan yang akurat sehingga mampu menghasilkan produk kerja yang presisi d) Artikulasi adalah kemampuan melakukan kegiatan kompleks dan ketepatan sehingga produk kerjanya utuh e) Naturalisasi adalah kemampuan melakukan kegiatan secara refleks yaitu kegiatan yang melibatkan fisik saja sehingga efektivitas kerja tinggi.
Dari penjelasan di atas guru harus melakukan semua aspek penilain, agar siswa mendapatkan kemajauan dalam proses belajar mengajar. Keterpaduan yang seimbang dari  ketiga aspek penilaian diharapkan dapat membentuk kompetensi siswa yang optimal.

d.    Jenis-Jenis Penilaian
Menurut Nana Sudjana (2008:5) jenis penilaian ada lima macam yaitu :

1) Penilaian formatif, adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir proses belajar mengajar untuk melihat tingkat keberhasilan siswa 2) Penilaian sumatif, adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir proses belajar mengajar/akhir semester, tujuannya untuk melihat hasil yang dicapai siswa 3) Penilaian diagnostik, adalah penilaian yang bertujuan untuk melihat kelemahan-kelemahan siswa serta faktor penyebabnya, ini dilaksanakan untuk keperluan bimbingan belajar, pengajaran remedial 4) Penilaian selektif, adalah penilaian yang bertujuan untuk keperluan seleksi 5) Penilaian penempatan, adalah penilaian yang ditujukan untuk mengetahui keterampilan prasyarat yang diprogramkan sebelum memulai kegiatan belajar mengajar.
Dari penjelasan diatas guru melakukan salah satu jenis penilain harus sesuai dengan yang diperlukan dan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan siswa. Jenis penilain yang dilakukan guru memiliki manfaat bagi guru untuk mengetahui kemampuan, perkembangan dan kelemahan siswa.

Selanjutnya Nana Sudjana (2008:112) menjelaskan penilaian hasil belajar dapat dilkasanakan dalam dua tahap :               
1)    Tahap jangka pendek yakni  penilaian yang dilaksanakan guru pada saat proses belajar mengajar disebut penilaian formatif.
Menurut Indrayanto (2010) tes formatif merupakan salah satu cara atau sarana untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa tentang materi yang telah dijelaskan guru  di dalam proses belajar mengajar dan melihat apakah ada umpan balik yang baik atau tidak. Yang dimaksud dengan “umpan balik” ialah pemberian informasi yang diperoleh dari tes atau alat ukur lainnya kepada siswa untuk memperbaiki atau meningkatkan hasil belajar, dan setelah adanya tes akan diketahui adanya umpan balik bagi siswa maupun guru yang mengajar.

Dari umpan balik tersebut diharapkan adanya perbaikan masing-masing baik siswa maupun guru. Yang termasuk alat ukur disini ialah  pekerjaan rumah (PR) atau tugas-tugas berupa pertanyaan yang diajukan di dalam kelas  atau di sebut sebagai ulangan harian.

2)    Tahap jangka panjang yakni penilaian yang dilaksanakan setelah proses belajar mengajar berlangsung beberapa kali/setelah menempuh periode tertentu, misalnya penilaian setengah semester/penilaian akhir semester disebut penilaian sumatif.

Berdasarkan penjelasan diatas, guru melaksanakan penilaian hasil belajar pada saat proses belajar mengajar, terserah pada guru melaksanakan penilaian di awal, saat berlangsungnya dan  akhir peoses belajar mengajar serta penilaian yang dilakasanakan setelah menempuh periode tertentu/penilaian semester.
Berdasarkan Peraturan Mentri Pendidikan Nasional RI No 20 tahun 2007 tentang standar penilaian pendidikan bentuk-bentuk penilaian hasil belajar yaitu : 
1) Ulangan harian adalah kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk mengukur pencapaian kompetensi siswa setelah menyelesaikan satu kompetensi dasar atau lebih 2) Ulangan tengah semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik     untuk mengukur ketercapaian kompetensi siswa setelah malaksanakan 8-9 minggu  kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan tengah semester meliputi seluruh indikator yang mempresentasikan seluruh kompetensi dasar pada periode tersebut 3) Ulangan akhir semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik     untuk mengukur pencapaian kompetensi siswa di akhir semester. Cakupan     ulangan akhir semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua kompetensi dasar pada semester tersebut 4) Ulangan kenaikan kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik di akhir semester dua untuk mengukur pencapaian kompetensi siswa.Cakupan ulangan kenaikan kelas meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan kompetensi dasar pada semester tersebut.

Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bentuk penilaian yang terdiri dari ulangan harian, ulangan tengah dan akhir semester, serta ulangan kenaikan kelas, merupakan tugas yang harus dilakukan oleh guru dalam melaksanakan penilaian hasil belajar agar dapat mengetahui kemampuan dan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran.

e.    Teknik Penilaian
Teknik penilaian dapat dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang kemajuan belajar siswa dalam proses belaajr mengajar. Menurut Suharsimi Arikunto (1999:26) teknik penilaian  hasil belajar, terbagi atas dua macam, yaitu:
1)    Teknik Tes
Tes digunakan untuk menilai hasil belajar siswa terutama aspek kognitif untuk melihat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran. Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, kecerdasan, kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh sesesorang atau kelompok. (Webster’s Collegiate dalam Kiranawati, 2008). Tes merupakan suatu alat yang sitematis dan objektif untuk memperoleh data-data atau keterangan yang diinginkan tentang seseorang, dengan cara yang tepat dan cepat (dalam Suharsimi Arikunto 1999:32).
Berdasarkan definisi tersebut, dapat dijelaskan bahwa tes merupakan alat ukur yang berbentuk pertanyaan atau latihan, dipergunakan untuk mengukur kemampuan yang ada pada seseorang atau sekelompok orang. Sebagai alat ukur dalam bentuk pertanyaan, maka tes harus dapat memberikan informasi mengenai pengetahuan dan kemampuan obyek yang diukur. Sedangkan sebagai alat ukur berupa latihan, maka tes harus dapat mengungkap keterampilan dan bakat seseorang atau sekelompok orang. 

Kiranawati (2008) menyatakan bahwa tes mempunyai dua fungsi, yaitu: a) Untuk mengukur tingkat penguasaan terhadap seperangkat materi atau  tingkat pencapaian terhadap seperangkat tujuan tertentu  b) Untuk menentukan kedudukan atau perangkat siswa dalam kelompok, tentang penguasaan materi atau pencapaian tujuan pembelajaran tertentu.

Selain itu, menurut Syamsul Hadi Rukkiyah (2009) bentuk tes ada tiga macam :
a) Tes tertulis,  ada  2 macam :  pertama, Tes obyektif, adalah tes tulis yang menuntut siswa memilih jawaban yang telah disediakan atau memberikan jawaban singkat terbatas. Bentuk-bentuknya berupa :  tes benar salah, tes menjodohkan, tes pilihan ganda, tes melengkapi, tes jawaban singkat. Kedua, tes subyektif,  adalah tes tulis yang meminta siswa memberikan jawaban berupa uraian. Bentuk-bentuknya berupa : tes uraian bebas, tes uraian terikat b) Tes lisan c) Tes tindakan atau perbuatan.

Dari penjelasan ahli di atas dapat diambil kesimpulan penggunaan setiap jenis tes tersebut seharusnya disesuaikan dengan kompetensi siswa dan perkembangannya. Misalnya tes tertulis atau tes lisan dapat digunakan untuk mengukur kawasan kognitif, sedangkan kawasan psikomotorik  sangat tepat apabila mengukur tes tindakan, dan kawasan afektif  diukur dengan skala perilaku atau sikap.

Menurut Suharsimi Arikunto (1999:33)   kegunaan tes untuk mengukur siswa ada tiga, yaitu :
a.     Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa sehingga berdasarkan kelemahan tersebut dapat   diberikan bantuan yang tepat
b.    Tes formatif di maksudkan untuk mengetahui sejauhmana siswa telah memahami materi setelah mengikuti sesuatu program tertentu. Tes formatif diberikan pada akhir setiap program, seperti post-tes atau tes akhir proses/ ulangan harian
c.    Tes sumatif dilaksanakan setelah berakhirnya pemberian sekelompok  program atau sebuah program yang lebih besar diadakan pada akhir semester.
Dari penjelasan tersebut, tes sangat penting dilakukan oleh seorang guru dalam melakukan penilaian bagi siswa untuk memantau kemajuan dan perkembangan siswa.
2)    Teknik non tes
Bentuk  teknik penilaian selain tes yang ke dua adalah non tes. Menurut Anas Sudijono (2009:74) ada empat macam teknik non tes yaitu :
a) Pengamatan, sebagai alat evaluasi digunakan untuk menilai tingkah laku individu b) Wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak,  berhadapan muka dan dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan c) Angket, juga dapat digunakan sebagai alat bantu dalam rangka penilaian hasil belajar dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang dijawab oleh siswa d) Pemeriksaan dokumen juga dapat digunakan dalam penilaian hasil belajar dengan melihat dokumen pribadi siswa.

Dari pendapat ahli diatas non tes juga sangat diperlukan dalam teknik penilaian yang dilakukan guru. Selain, menilai penguasaan siswa mengenai mata pelajaran, guru juga dapat memantau tingkah laku siswa dan memperoleh informasi mengenai siswa selama proses belajar mengajar, melalui pengamatan, wawancara, pemeriksaan dokumen dan lainnya.

Sedangkan menurut Mimin Haryati (2009:45) ada beberapa macam teknik penilaian yaitu :
a)    Penilaian unjuk kerja
Penilaian unjuk kerja dilakukan oleh guru dalam mengamati kegiatan siswa yang menuntut siswa untuk melakukan tugas praktek/gerak (psikomotor). Guru perlu memperhatikan beberapa hal dalam melakukan penilaian unjuk kerja yaitu: pertama: langkah-langkah kinerja yang diharapakan dapat dilakukan siswa dalam menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi, kedua: kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas, ketiga: kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak, sehingga semua yang ingin dinilai dapat diamati.
b)    Penilaian project work
Penilaian project work merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang mencakup beberapa kompetensi yang harus diseleseaikan siswa dalam jangka waktu tertentu. Yang harus diperhatikan guur dalam melakukan penilaian project work adalah : pertama : kemampuan pengolahan, siswa mampu memilih topik, mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan data, kedua : relevansi kesesuaian mata pelajaran dengan mempertimbangkan tahapan pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran, ketiga : keaslian, project yang dilakukan siswa merupakam karyanya sendiri.

Ada beberapa fungsi dilakukannya project work yaitu : 1. Merupakan bagian internal dari proses pembelajaran yang bermakna bagi siswa, memberikan peluang kepada siswa untuk mengekpresikan kompetensi yang dikuasai siswa secara utuh, lebih efisien dalam menghasilkan produk yang memiliki nilai ekonomis, dan menghasilkan nilai penguasaan kompetensi yang dapat dipertanggungjawabkan.
c)    Penilaian tertulis
Penilaian tertulis merupakan tugas guru dalam mengajukan soal atau pertanyaan yang dilakuakn secara tertulis dan di jawab oleh siswa secara tertulis pula. Beberapa hal yang harus diperhatikan guru dalam melakukan penilaian tertulis yaitu : tempat pelaksanaan tugas harus kondusiftempat duduk siswa diatur agar tidak terjadinya kerjasama antara siswa menjawab soal dan menghindarkan kecurangan yang terjadi, siswa memepunyai kesempatan yang sama dalam dalam mengerjakan soal, guru bertindak sewajarnya dalam melakukan pengawasan terhadap siswa, dan lainnya.
d)    Penilaian produk
Penilaian produk adalah penilain terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu produk yang meliputi penilaian kemampuan siswa terhadap proses pembuatan suatu produk. Tiga hal yang harus diperhatikan guru dalam melakukan penilaian produk adalah : pertama : tahapan persiapan, meliputi penilaian kemampuan siswa dalam merencanakan dan mendesain produk, kedua : tahap proses pembuatan produk, meliputi penilaian kemampuan siswa dalam menggunakan bahan, teknik dan metode, ketiga : tahap penilaian produk yang dihasilkan siswa sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.
e)    Penilaian portofolio
Penilaian portofolio yang dilakukan oleh guru bertujuan untuk mengetahui kemampuan dan bakat siswa serta perkembangan aspek psikomotor siswa dengan cara menilai kumpulan karya dalam suatu periode tertentu. Beberapa hal yang harus diperhatikan guru dalam melakukan penilaian portofolio yaitu : asli yang dibuat oleh siswa sendiri, saling percaya antara guru dan siswa dalam proses penilaain, guru dan siswa memiliki berkas-berkas portofolio, dan penilaian portofolio terintegrasi dengan kegiatan proses pembelajaran.
f)    Penilaian sikap
Penilaian sikap sangat menentukan keberhasilan siswa dalam mencapai ketuntasan dalam pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Pophan (dalam Mimin Haryati 2009:61) menjelaskan bahwa ranah afektif  dapat  menentukan keberhasilan belajar seseorang. Oleh karna itu, siswa yang tidak memiliki minat dalam belajar, maka siswa akan kesulitan untuk mencapai standar nilai yang ditetapkan.
Aspek yang perlu dinilai oleh guru dalam melakukan penilaian sikap yaitu: penilaian sikap siswa terhadap materi pelajaran,terhadap  guru, proses pembelajaran dan lainnya.
g)    Penilaian diri
Penilaian diri merupakan teknik penilaian yang meminta siswa untuk menilai dirinya sendiri yang berkaitan dengan proses dan tingkat ketercapaian kompetensi yang sedang dipelajarinya dari suatu mata pelajaran tertentu. Langkah-langkah yang harus dilakukan guru dalam melakukan penilaain diri adalah : menentukan standar kompetensi dan kriteria yang akan digunakan, meminta siswa melakukan evaluasi terhadap dirinya sendiri seperti : menilai penguasaanya terhadap mata pelajaran, menilai keterampilan yang telah di milikinya, menilai sikap/ perasaanya terhadap objek tertentu.

B.    Motivasi Belajar
a.    Pengertian Motivasi
Kata motivasi di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Moelieno, 1990: 593) memiliki dua pengertian yaitu:
1.    Dorongan yang lembut pada diri seseorang sadar atau tidak sadar untuk melakukan sesuatu tindakan dengan tujuan tertentu.
2.    Usaha- usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.
Ada beberapa ahli yang mendefinisikan tentang pengertian motivasi Julaika Yusuf (1987: 73) mengartikan bahwa: motif adalah kekuatan yang membangkitkan dan mengarahkan kelakuan seseorang, sedangkan motivasi adalah keadaan dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktifitas guna mencapai tujuan“. 

Ungkapan di atas senada pula dengan pendapat Sardiman (1986: 74) menuliskan bahwa Mc. Donal menyatakan: “motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap tujuan”. Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan dorongan atau energi penggerak yang mengarahkan dan memperkuat tingkah laku seseorang dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuannya. Dengan demikian individu termotivasi untuk melakukan suatu aktifitas atau tindakan, manakala aktifitas itu dapat memenuhinya.

b.    Pengertian Belajar
Belajar adalah sustu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak dia bayi hingga keliang lahat nanti. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar sesuatu adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif) (Sadiman,2003;1-2). Proses belajar dapat terjadi kapan dan dimana saja terlepas dari adanya yang mengajar atau tidak karena secakan belajar secara umum belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku akibat interaksi individu dengan lingkungannya. Lebih lanjut Sardiman (2001;20) menyatakan belajar merupakan perubahan tingkah laku dan penampilan dengan serangkaian kegiatan misalnya membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya.

c.    Motivasi Belajar Siswa
Dalam belajar ada beberapa hal yang dapat menghambat dan mendorong seseorang melakukan perbuatan belajar atau disebut juga dengan hal-hal yang mempengaruhi seseorang dalam belajar. Hal-hal yang mempengaruhi tersebut baik berupa pendorong ataupun yang menghambat seseorang dalam belajar itu bisa berasal dari diri orang itu sendiri atau dari luar dirinya. Secara internal ataupun eksternal banyak faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi seseorang. Faktor internal merupakan faktor yang mempengaruhi motivasi yang berasal dari dalam diri seseorang tersebut. Faktor internal itu bisa berupa keadaan psikis atau mental seperti minat, bakat, kepuasan, dan faktor psikologis lainnya . 

Adapun faktor eksternal merupakan faktor yang mempengaruhi motivasi yang bersumber dari luar diri seseorang. Faktor eksternal ini dapat berasal dari kondisi fisik maupun lingkungan sekitarnya. Lingkungan yang mempengaruhi motivasi seseorang bisa lingkungan fisik sekolah, lingkungan sosial sekolah, dan lingkungan keluarga seperti dinyatakan oleh Elida Prayitno (1989: 133) bahwa;
Lingkungan yang besar pengaruhnya terhadap minat dan kemauan siswa/ mahasiswa dalam belajar adalah lingkungan sekolah dan keluarga atau orang tua. Lingkungan sekolah yang dimaksud adalah khusus mengenai lingkungan fisik dan sosial yang terdapat di dalam kelas atau sekolah pada umumnya. Lingkungan fisik sekolah yang dapat memenuhi kebutuhan rasa aman, nyaman dan memberikan fasilitas belajar sangat banyak menunjang minat siswa dalam belajar. 

C.    Teori Humanistik Skinner
Menurut Skinner, untuk memahami tingkah laku siswa secara tuntas kita harus memahami hubungan antar satu stimulus dengan stimulus lainnya, memahami respon itu sendiri, dan berbagai konsekwen yang diakibatkan oleh respon tersebut (Herman, dkk, 2006: 14). Sebab pada dasarnya setiap stimulus yang diberikan berinteraksi satu sama lainnya, dan interaksi itu akhirnya mempengaruhi respon yang dihasilkan dan pada gilirannya akan mempengaruhi tingkah laku siswa.

Demikian halnya dengan motivasi belajar yang dimiliki oleh siswa akan muncul apabila seorang guru mampu memberikan stimulus-stimulus kepada para siswa tersebut. Penilaian hasil belajar yang dilakukan oleh guru merupakan salah satu stimulus yang dapat diberikan kepada siswa agar motivasi belajar siswa dapat muncul ke permukaan.

D.    Kerangka Berfikir
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan belajar, langkah-langkah dalam proses penilaian hasil belajar merupakan bagian dari stimulus yang diberikan oleh guru, bagian dari langkah-langkah penilaian hasil belajar yang menjadi stimulus dalam penelitian ini terdiri dari:
1.    Penilaian aspek kognitif
Seorang guru dalam membuat penilaian hasil belajar kognitif  harus  mencakup semua aspek-aspek kognitif dari tigkat pengetahuan sampai tingkat evaluasi. Diharapkan  penilain yang dilakukan guru tidak hanya pada tingkat hafalan saja, tetapi mencakup semua aspek kognitif yang ada.

2.    Penilaian aspek afektif
Selain penilaian aspek kognitif di atas tadi, aspek afektif juga sangat penting dilakukan guru dalam menilai  perbuatan dan tindakan siswa di dalam sekolah maupun di luar sekolah atau saat proses belajar mengajar berlangsung. Sehingga, terbentuklah siswa yang tidak hanya menguasai materi pelajaran saja, tetapi  juga  memiliki  sikap dan akhlak yang baik.

3.    Penilaian aspek psikomotor
Penilaian psikomotor merupakan penilaian yang berkaitan dengan keterampilan atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Guru  harus melakukan penilaian secara menyeluruh yang artinya seorang guru jangan hanya menilai segi penguasaan materi semata, tetapi harus menilai segi tingkah laku dan keterampilan siswa sehingga proses belajar rmengajar akan lebih baik.

E.    Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah dan kajian teori di atas maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H0    :    Tidak terdapat hubungan antara penilaian hasil belajar yang diberikan guru dengan motivasi belajar siswa.
H1    :    Terdapat hubungan antara penilaian hasil belajar yang diberikan guru dengan motivasi belajar siswa.

Untuk melihat Bab III silahkan Klik disini

NB: Ini hanyalah sebuah contoh belaka, penelitian yang sebenarnya belum dilakukan begitu juga dengan data yang ada hanyalah karangan penulis. Harap maklum. Terima kasih.

Leave a Reply

Kami merasa senang jika Anda bersedia meluangkan sedikit waktunya untuk memberikan tanggapan Anda agar Mas Nirwana Blog menjadi lebih baik lagi.

Terima Kasih Atas Kunjungannya

Salam Kreatif....!!!!

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Welcome to My Blog

- Copyright © Mas Nirwana Blog - Robotic Notes - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -