Posted by :
Agus Nirwana
Sabtu, 28 Januari 2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam proses belajar mengajar, ada enam faktor yang harus dikuasai oleh seorang guru, salah satunya guru harus melaksanakan proses penilaian hasil belajar. Penilaian hasil belajar tidak dapat dipisahkan dalam proses belajar mengajar dan sangat penting dilakukan oleh seorang guru (Djauzak Ahmad dalam http://www.mprgubri.org). Hal ini sesuai dengan UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 64 ayat 1 dan 2 sebagai berikut:
“Penilaian hasil belajar oleh guru harus dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses kemajuan dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, tengah semester, ulangan akhir semester dan ulangan kenaikan kelas sehingga guru dapat menilai pencapaian kompetensi yang dimiliki siswa, sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar siswa, dan sebagai umpan balik bagi guru untuk memperbaiki proses belajar mengajar”.
Berdasarkan pasal 64 UU No. 20 tahun 2003 tersebut dapat dipahami bahwa penilaian hasil belajar sangat penting dilakukan oleh guru, karena guru dapat mengetahui kualitas pembelajaran dan merancang program pembelajaran yang lebih baik kedepannya. Penilaian hasil belajar ini harus dilakukan guru secara berkesinambungan agar memperoleh hasil yang optimal.
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2007 pasal 1 ayat 1 tentang standar penilaian pendidikan menjelaskan : penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dilaksanakan berdasarkan standar penilaian pendidikan yang berlaku secara nasional.
Dalam melakukan penilaian hasil belajar, guru harus memperhatikan dan memberikan penilaian kepada siswa dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotor yang sesuai dengan standar penilaian yang berlaku secara nasional dan harus mencapai ketuntasan yang ditentukan oleh masing-masing satuan pendidikan/sekolah. Tujuannya adalah untuk mencapai mutu pendidikan yang berkualitas dan memiliki siswa yang mempunyai kompetensi bagus.
Kenyataannya dalam penilaian hasil belajar yang dilakukan oleh sebagian guru masih belum maksimal. Hal ini dapat dilihat dari fenomena yang masih terdapat di sekolah-sekolah yaitu : pertama, guru hanya melaksanakan penilaian hasil belajar diakhir satuan program/semester. Guru yang melaksanakan penilaian hasil belajar seperti ini memiliki sisi negatif, guru tidak dapat mengetahui siswa mana yang masih mengalami kesulitan dalam proses belajar mengajar (Purdiyanto, 2010 ).
Kedua: guru telah melaksanakan penilaian hasil belajar secara berkesinambungan, namun hasil dari penilaian tersebut langsung dikembalikan kepada siswa dan tidak diproses kembali. Hal ini mengakibatkan siswa tidak mengetahui kesalahan ataupun kebenaran dari setiap soal yang dijawabnya (Ajisaka, 2006). Ketiga: guru melakukan penilaian hasil belajar tidak bervariasi. Guru hanya melakukan penilaian hasil belajar dalam bentuk objektif tanpa adanya penggunaan essay atau sebaliknya . Kondisi ini membuat motivasi siswa rendah dalam mengikuti penilaian dan menyebabkan kualitas pendidikan rendah.
Berdasarkan pengalaman dari penulis selama menempuh pendidikan di sekolah menengah bahwa penilaian yang diterapkan oleh guru, yaitu: Pertama, guru dalam melaksanakan penilaian hanya kadang-kadang mengembalikan dan membahas hasil penilaian tersebut, sehingga siswa tidak mengetahui kesalahan dan kebenaran jawaban dalam penilaian. Kedua, saat pelaksanaan ujian, guru sibuk dengan urusannya sendiri dan membiarkan siswa begitu saja sehingga siswa dapat mencontek saat ujian/ulangan, dan kadang guru meninggalkan ruang kelas, serta asyik bercerita dengan guru yang lainnya. Ketiga : guru tidak adil dalam memberikan nilai kepada siswa karena pada saat ulangan, jawaban yang ditulis benar sesuai dengan jawaban teman lainnya, tetapi guru menyalahkan jawaban tersebut, sedangkan jawaban siswa lainnya dibenarkan oleh guru. Hal tersebut menimbulkan konsekwensi yaitu, siswa menganggap ujian tidak penting dan siswa tidak peduli terhadap ujian yang dilaksanakan guru. Buktinya siswa tidak mempersiapkan diri dalam menghadapi ujian/ulangan. Selain itu, siswa permissive/bebas dalam mencontek.
Oleh karena itu masalah tersebut tidak dapat dibiarkan. Begitu pentingnya persepsi siswa terhadap penilaian hasil belajar yang mempengaruhi motivasi belajar siswa. Siswa merupakan sumber informasi utama tentang lingkungan belajar termasuk tentang kemampuan mengajar guru. Persepsi merupakan tanggapan atau penerimaan dari suatu serapan proses seseorang yang mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya (Desmita 2002:7).
Jadi, siswa memberikan tanggapan mengenai penilaian hasil belajar yang dilakukan guru melalui penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan dan lainnya. Melalui tanggapan yang diberikan siswa, diharapkan guru dapat mengubah penilaian hasil belajar kearah yang lebih baik dalam menilai kemampuan dan perkembangan siswa serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa sesuai dengan yang diharapkan.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuaraikan di atas dapat diidentifikasi sejumlah masalah mengenai persepsi siswa terhadap penilaian hasil belajar yang diberikan guru meliputi :
a. Guru tidak memberikan umpan balik kepada siswa
b. Teknik penilaian yang dilakukan guru tidak bervariasi
c. Guru kurang ketat melakukan pengawasan terhadap siswa saat ujian
d. Guru kurang hati-hati dalam memeriksa lembar jawaban siswa
e. Guru kurang hati-hati dalam menentukan skor nilai akhir siswa
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka pembatasan masalah penelitian ini adalah hubungan persepsi siswa mengenai proses penilaian hasil belajar yang diberikan guru terhadap motivasi belajar siswa.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah : bagaimanakah hubungan persepsi siswa mengenai proses penilaian hasil belajar yang diberikan guru terhadap motivasi belajar siswa?
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah penelitian yang telah dikemukakan, maka tujuan penelitian ini adalah : untuk mengetahui hubungan persepsi siswa mengenai proses penilaian hasil belajar yang diberikan guru terhadap motivasi belajar siswa.
F. Manfaat Penelitian
1. Masukan bagi para pendidik dalam melakukan penilaian hasil belajar siswa.
2. Dapat dijadikan sebagai bahan pedoman dan pertimbangan dalam melakukan penelitian selanjutnya.
Untuk melihat Bab II silahkan Klik disini
Anda sedang membaca artikel tentang Contoh Penelitian Kuantitatif (Expost Facto) dan anda bisa menemukan artikel
Contoh Penelitian Kuantitatif (Expost Facto) ini dengan url https://masnir.blogspot.com/2012/01/contoh-penelitian-kuantitatif-expost_28.html. Anda boleh menyebarluaskan atau mengcopy artikel
Contoh Penelitian Kuantitatif (Expost Facto) ini jika memang bermanfaat bagi anda atau teman-teman anda, namun jangan lupa untuk mencantumkan link sumbernya. Terima Kasih
Related Posts :
- Back to Home »
- Berita , Metode Penelitian , Pendidikan , Tips And Trik »
- Contoh Penelitian Kuantitatif (Expost Facto)